Tinjauan Pustaka Oseltamivir sebagai Obat Antivirus Influenza I Made Setiawan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, JakartaAbstrak: Virus influenza dapat menyebabkan penyakit dengan komplikasi yang sangat berat pada manusia, sehingga mengakibatkan kematian. Penyakit influenza muncul di musim-musim tertentu di seluruh dunia dan mengakibatkan korban jiwa maupun materi. Dunia saat ini dihebohkan oleh munculnya galur virus influenza baru terutama galur virus influenza A H5N1. Di waktu mendatang galur virus ini diperkirakan dapat mengakibatkan terjadinya pandemi di seluruh dunia. Untuk mengatasi terjadinya wabah penyakit influenza, dilakukan pencegahan dengan imunisasi. Usaha pencegahan dengan imunisasi diperkirakan masih belum memuaskan. Berdasarkan hal tersebut, telah dikembangkan obat antivirus influenza yang dapat digunakan untuk pengobatan dan juga sebagai profilaksis. Obat yang paling dianggap efektif untuk pengobatan dan profilaksis adalah penghambat neuraminidase oseltamivir. Dari hasil penelitian ternyata obat ini dapat digunakan untuk pengobatan antivirus influenza pada manusia dan juga dipersiapkan untuk pengobatan galur virus influenza A H5N1. Kata kunci: virus influenza, antivirus influenza, penghambat neuraminidase, oseltamivir. Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 4, April 2009 Oseltamivir Sebagai Obat Antivirus InfluenzaOseltamivir as Influenza Antiviral Drug Prof. Dr. Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital, JakartaAbstract: Influenza caused by influenza virus could cause very severe complications on humans, resulting in mortality. This disease emerges on certain seasons all over the world, causing life and material loss. The world today is taken aback by the emergence of the new influenza strain, especially the H5N1 A influenza virus. In the future it is estimated that this virus may cause pandemic all over the world. To prevent the influenza disease epidemic, prevention through immunization is performed. The prevention effort is estimated yet to be satisfactory. Based on those facts, a new antiviral drug has been developed for treatment and prophylaxis. The drug considered to be effective for treatment and prophylaxis is the neuraminidase inhibitor drug: oseltamivir. Researches show that this drug could be used as antiviral treatment on human as well as for the treatment of the H5N1 A influenza virus. Keywords: influenza virus, influenza antivirus, neuraminidase inhibitor, oseltamivir Pendahuluan
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang obat penghambat
Virus influenza dapat menyebabkan penyakit pada
neuraminidase, yaitu oseltamivir sebagai obat antivirus dan
manusia, sehingga mengakibatkan kematian serta kerugian
profilaksis infeksi virus influenza.
materi di seluruh dunia.1 Virus ini telah mengakibatkanbeberapa-kali peristiwa pandemi, yang terakhir terjadi pada
Biologi Virus Influenza A
tahun 1977. Kemungkinan pandemi susulan dari galur virus
Virus influenza adalah virus RNA yang bersegmen. Vi-
yang baru juga diperkirakan akan terjadi.2,3
rus ini mempunyai selubung, termasuk famili orthomyxovirus
Virus influenza unggas sebagai agen penyakit zoonotik
dengan genom yang terdiri dari delapan segmen (virus influ-
terus mengganggu kesehatan peternakan dan manusia.
enza A dan B) atau tujuh segmen (virus influenza C). Virus
Selama 6 tahun terakhir, manusia telah terinfeksi oleh tiga
influenza A dan B biasanya merupakan penyebab terjadinya
subtipe virus influenza unggas yaitu H5, H7, dan H9.4 Pada
wabah epidemi influenza setiap tahun pada manusia,
tahun 1997 di Hong Kong, virus influenza unggas H5N1
sedangkan virus influenza C menyebabkan penyakit pada
menular dari ayam ke manusia yang mengakibatkan kematian
manusia dengan gejala yang ringan. Pada lapisan selubung
6 orang dari 18 orang yang terinfeksi.5 Genotipe virus influ-
virus, terdapat dua protein permukaan yang mempunyai sifat
enza H5N1 terus muncul pada peternakan ayam di Hong
antigenik yang sangat penting, yaitu haemaglutinin (HA)
dan neuraminidase (NA).9 Ada 16 subtipe HA yang berbeda
Virus influenza unggas H5N1 yang sangat patogenik
(H1-H16) dan 9 subtipe NA (N1-9). Semua subtipe ini
ini tidak hanya beredar di Hong Kong, tetapi sudah menyebar
ditemukan pada virus influenza A. Unggas liar merupakan
ke bagian Asia Timur dan sampai ke Asia Tenggara yaitu,
sumber alami seluruh subtipe virus influenza A. Walaupun
Kamboja, China, Indonesia, Laos, Japang, Malaysia, Korea
sebagian besar virus influenza menyebabkan penyakit infeksi
asimtomatik atau dengan gejala yang ringan pada unggas,
Untuk mencegah menyebarnya virus influenza pada
tetapi infeksi oleh virus galur H5 dan H7 tertentu dapat
manusia, maka vaksinasi memegang peranan yang sangat
menyebabkan penyakit yang menyebar dengan cepat dan
penting, sedangkan untuk mengobati penderita yang sudah
menyebabkan kematian pada unggas liar maupun domestik,
terkena penyakit, peranan obat antivirus sangat penting.
Selain itu, obat antivirus juga dapat dipakai sebagai
Babi juga sangat rentan terhadap infeksi virus influenza
profilaksis untuk mencegah penyakit influenza pada orang-
manusia dan unggas, sehingga babi mempunyai potensi
untuk terinfeksi virus influenza dari berbagai spesies
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 4, April 2009 Oseltamivir Sebagai Obat Antivirus Influenza
(misalnya, virus influenza bebek dan manusia) pada saat yang
Aktivitas sialidase NA juga berfungsi untuk membuang
bersamaan. Dalam keadaan ini, replikasi aktif dari kedua
residu asam sialat terminal dari protein HA dan NA dan juga
subtipe virus dalam pejamu yang sama, mengakibatkan
glikoprotein sel pejamu. Karena asam sialat terminal adalah
terjadinya reassortment segmen RNA genom, sehingga
sangat penting untuk mengikat HA, aktivitas dari NA sebagai
terbentuk virus baru yang mengandung kombinasi protein
penghancur reseptor berlawanan dengan aktivitas pengikatan
permukaan HA dan/atau NA, yang prosesnya dikenal
reseptor HA. Dengan tidak adanya fungsi sialidase, virion
sebagai antigenic shift. Adanya antigenic shift meng-
progeny mengadakan agregasi pada permukaan sel, sebagai
akibatkan muncul subtipe virus influenza baru yang dapat
akibat adanya aktivitas pengikatan reseptor HA, sehingga
menembus barier spesies, sehingga dapat menginfeksi
gagal lepas dari permukaan sel, dan penyebaran virus dari
manusia yang tidak mempunyai imunitas terhadap virus baru
satu sel ke sel yang lain dapat dicegah. Pada permukaan
tersebut. Jika virus ini dapat menular dengan mudah dari
virus influenza juga ditemukan adanya protein yang ketiga,
satu orang ke orang lain, maka akan mengakibatkan terjadi
yaitu protein M2, yang berfungsi sebagai saluran ion untuk
malapetaka pandemi influenza di seluruh dunia.11
mengontrol pH di dalam endosom dan mengatur lepasnya
Siklus hidup virus influenza dimulai dari menempelnya
ribonukleoprotein (RNPs) ke dalam sitoplasma sel. Aktivitas
virus pada reseptor permukaan sel, kemudian masuk ke dalam
seluruh enzim ini diperlukan agar replikasi virus influenza A
sel dan tumpahnya RNA virus tanpa selubung, diikuti dengan
replikasi gen virus di dalam nukleus sel. Setelah salinan gendan protein virus baru disintesis, maka komponen-komponen
Obat Antivirus Influenza
ini dirakit menjadi partikel virus progeny, yang selanjutnya
Obat antivirus influenza yang pertama ditemukan adalah
keluar dari sel dengan membentuk tunas (budding) pada
derivat adamantan yaitu, amantadin dan rimantadin. Kedua
obat ini merupakan penghambat protein saluran ion M2 vi-
Protein HA berguna untuk menempelkan virus pada
rus influenza. Obat tersebut cukup efektif, tetapi hanya aktif
reseptor yang mengandung asam sialat pada sel pejamu,
terhadap virus influenza A dan tidak terhadap influenza B
dan dia selanjutnya memperantarai terjadinya fusi antara
karena virus influenza B tidak memiliki protein M2.13,14 Virus
membran virus dan membran sel pejamu. Sebaliknya peranan
influenza A yang resisten amantadin segera muncul sesudah
utama NA, adalah untuk melepaskan virion yang baru selesai
kedua obat tersebut digunakan, karena adanya mutasi yang
dirakit dari permukaan sel. Selain itu, NA juga mempunyai
mengakibatkan hilangnya efek hambat terhadap fungsi
peranan dalam patogenesis virus influenza dengan
saluran ion M2 oleh obat amantadin.15 Mutasi ini pada
memisahkan asam sialat yang terdapat dalam mucin. Jadi.
beberapa galur influenza unggas terjadi secara alami.16 Hal
Aktivitas NA adalah memfasilitasi penetrasi virus masuk ke
ini mengakibatkan terjadinya resistensi terhadap amantadin
dalam saluran napas, sehingga virus mudah mencapai
pada penderita yang mendapat pengobatan.
permukaan mukosa jalan napas. Pada beberapa virus, NA
Kemudian dikembangkan obat antivirus influenza
juga dapat meningkatkan patogenisitas dan neurovirulensi
penghambat neuraminidase. Terjadinya resistensi terhadap
penghambat neuraminidase agak sulit, karena lokasi tempat
Gambar Replikasi Virus di dalam Sel yang Terinfeksi23 Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 4, April 2009 Oseltamivir Sebagai Obat Antivirus Influenza
mutasi agar terjadi resistensi terletak di daerah bagian enzim
menuju daerah infeksi yang lain pada saluran napas.9
neuraminidase yang sangat dilindungi, sehingga potensi
Karena mukus/lendir pada traktus respiratorius juga
untuk terjadinya resistensi sangat rendah.17 Karena situs
mengandung residu asam neuraminik, maka penghancuran
aktif neuraminidase sangat dilindungi mengakibatkan
reseptor merupakan faktor penting lain agar virus dapat
penghambat neuraminidase bekerja sangat aktif terhadap
menembus sekresi mukus tersebut. Agar virion dapat bergerak
subtipe virus influenza A dan B.18 Ada dua jenis obat
bebas, maka ia harus melewati berbagai rintangan. Dengan
penghambat neuraminidase, yaitu oseltamivir dan zanamivir.
adanya penghambat neuraminidase, maka virion akan tetap
Zanamivir sebagai obat antivirus influenza harus diberikan
menempel pada membran sel yang diinfeksi, dan juga terjadi
secara topikal, inhalasi atau intravena, karena bila diberikan
penempelan antara satu virus dengan yang lain, sehingga
secara oral, penyerapan di dalam usus kurang sempurna,
maka pemakaian obat ini kurang disukai. Selain itu, obatzanamivir di pasaran hanya terdapat dalam bentuk
Efektivitas Oseltamivir
inhalasi.19,11 Terdapat pula beberapa jenis bahan kimia,
Banyak penelitian membuktikan bahwa oseltamivir
misalnya derivat cyclopentane yang sedang dicoba sebagai
mempunyai kemampuan mencegah dan meringankan penyakit
penghambat neuraminidase, yang diperkirakan mempunyai
influenza dengan cukup efektif.8,17,24-26 Pengobatan osel-
efektivitas yang hampir sama dengan oseltamivir. Tetapi obat
tamivir yang dimulai dalam 3 hari sesudah munculnya gejala
ini masih perlu dievalusasi lebih mendalam.20
dapat mengurangi lama dan beratnya penyakit influenza akut
Oseltamivir bila diberikan secara oral dapat bekerja
pada orang dewasa yang tidak menderita penyakit lain. Jika
dengan baik, sehingga obat penghambat neuraminidase ini
dibandingkan dengan plasebo, oseltamivir dapat mengurangi
merupakan obat antivirus influenza yang paling banyak
lamanya penyakit sampai lebih dari 30% (p<0,006),
mengurangi beratnya penyakit sampai 38% (p<0,001), sertalamanya sakit akan berkurang 2-3 hari (p<0,05). Selain itu,
Oseltamivir
lama dan beratnya gejala penyakit termasuk panas, batuk,
Oseltamivir merupakan satu-satunya obat penghambat
dan mialgia juga berkurang. Komplikasi bronkitis dan sinusi-
neuraminidase yang cukup efektif dan dapat diberikan secara
tis terjadi pada 7% kelompok yang mendapat oseltamivir,
oral.21 Telah diketahui bahwa neuraminidase influenza sangat
sedangkan pada kelompok yang mendapat plasebo 15%
penting untuk replikasi virus, yaitu untuk lepasnya virus
dari sel pejamu. Karena replikasi virus influenza sangat aktif
Oseltamivir juga dikatakan sangat efektif untuk
pada hari-hari pertama infeksi, hambatan terhadap neuramini-
mencegah infeksi virus influenza A dan B.27,28 Efikasi protektif
dase dalam kisaran waktu ini dapat memotong siklus infeksi
pemberian oseltamivir oral sebanyak 75 mg setiap hari atau
virus influenza. Oleh karena itu, pengobatan dengan
dua kali sehari selama 6 minggu pada orang dewasa yang
oseltamivir sangat perlu diberikan sedini mungkin pada
tidak imun terhadap penyakit influenza secara keseluruhan
infeksi influenza agar dapat mencapai efikasi klinis yang
adalah 74%. Risiko untuk menderita influenza pada orang
mendapat oseltamivir adalah 1,2%-1,3%, sedangkan padaorang yang mendapat plasebo 4,8% (p<0,001). Penderita
Enzim Neuraminidase
dengan biakan positif berkurang 87% bila mendapat
Pada tahun 1942 Hirst menemukan adanya aktivitas
oseltamivir. Selain itu, pemberian oseltamivir secara oral
enzim pada permukaan virus influenza. Kemudian Gottschalk
sebagai profilaksis mengakibatkan terjadinya penurunan
menemukan struktur kimia asam neuraminik, dan hubungan-
proporsi kasus orang dengan tes laboratorium positif dan
nya dengan glycoconjugate serta spesifisitas enzim untuk
berkurangnya gejala penyakit sebanyak 50%.17 Studi lain
ujung residu asam neuraminik. Penghambat neuraminidase
memperlihatkan bahwa bila oseltamivir diberikan sebagai
pertama dikembangkan oleh Meindl dan Tuppy pada tahun
profilaksis kepada orang yang mengadakan kontak dengan
1969. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, neuramini-
penderita influenza positif dalam rumah tangga akan
dase virus sangat penting untuk lepasnya virion influenza
memberikan efek protektif (mencegah timbulnya gejala klinis
yang baru disintesis dari sel yang diinfeksi, tetapi peng-
hambat yang pertama ditemukan potensi spesifisitas blokade
Pemberian oseltamivir juga dilaporkan dapat mengurangi
terjadinya komplikasi bronkitis, pneumonia, otitis media, dan
Hemaglutinin virus berguna untuk menempelnya virus
sinusitis secara bermakna. Sebagai contoh, oseltamivir dapat
pada reseptor sel untuk memulai penetrasi serta mendorong
mengurangi angka kejadian otitis media sebanyak 44% pada
terjadinya fusi antara membran virus dan membran sel yang
anak, yang disertai dengan penurunan jumlah resep
akan diinfeksi. Neuraminidase menghancurkan reseptor yang
antibiotik.29 Kebutuhan antibiotik dari penderita dewasa yang
dikenal oleh hemagluitnin dengan memotong ikatan
mendapat komplikasi influenza juga akan menurun sebanyak
penghubung α-ketosidik. Pemotongan ini mengakibatkan
50% bila sebelumnya sudah mendapat pengobatan osel-
virion yang baru terbentuk akan lepas dan dapat bergerak
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 4, April 2009 Oseltamivir Sebagai Obat Antivirus Influenza
Berdasarkan hasil pengamatan hasil uji klinis, biaya
neuraminidase 50% lebih tinggi dari nilai sebelum
pengobatan akan jauh lebih rendah bila oseltamivir diberikan
pengobatan. Hal ini membuktikan adanya resistensi secara
untuk pengobatan influenza pada fase kurang dari 48 jam
in vitro. Insidens secara keseluruhan adalah 5,5% dari
setelah timbulnya gejala klinis dibandingkan sesudah fase
penderita yang diobati dengan oseltamivir (10 dari 182) yang
mempunyai biakan positif. Adanya perubahan secara in vitroakan memberi efek secara in vivo.19,23
Waktu Pemberian Oseltamivir Menentukan Efektivitas
Hasil analisis sampel ini kemudian dibuktikan dengan
Pengobatan
analisis genetik. Ternyata ditemukan adanya mutasi arginin
Dengan melihat cara kerja obat antivirus oseltamivir
menjadi lisin pada posisi 292 (R292K pada 8 anak, dan mutasi
sebagai penghambat, maka efikasi pengobatan ini sangat
glutamat menjadi valin pada posisi 119 (E119V) pada satu
bergantung pada saat permulaan pemberian obat sesudah
anak, dan mutasi histidin menjadi tirosin pada posisi 274
munculnya gejala. Pada orang dewasa, pemberian oseltamivir
(H274Y) pada satu anak.33 Varian ini pada 9 kasus ditemukan
dalam 36 jam setelah munculnya gejala infeksi influenza akut
pada studi hari ke-6, dan yang lain ditemukan hari ke-4. Secara
dapat mengurangi lamanya masa sakit secara bermakna
umum perjalanan penyakit influenza pada anak-anak ini tidak
dibandingkan dengan plasebo. Kelompok 226 penderita yang
berbeda dengan anak-anak yang mempunyai isolat yang
mendapat pengobatan 75 mg atau 150 mg dalam 24 jam
masih sensitif terhadap oseltamivir.
munculnya gejala, lamanya sakit menjadi lebih singkat sekitar
Kiso et al,22 juga menemukan adanya virus influenza A
43 jam (37%) dan 47 jam (40%), dibandingkan dengan plasebo
(H3N2) resisten sebanyak 18% (9 dari 50 penderita), enam
penderita dengan mutasi pada posisi 292 (Arg292Lys) dan 2
Untuk menilai manfaat pemberian obat secara dini, maka
pada posisi 119 (Glu191Val), Mutasi ini sudah dikenal resisten
dilakukan penelitian kemungkinan pemberian pengobatan
terhadap penghambat neuraminidase. Juga dite-mukan mutasi
oseltamivir dengan segera (Immediate Possibility to access
yang lain pada satu anak (Asn294Ser). Setelah dilakukan tes
Oseltamivir Treatment (IMPACT). Sebelumnya diadakan
sensitivitas terhadap oseltamivir karboksilat, ternyata pada
konferensi di Toronto tahun 2000 untuk mempersiapkan studi
gen atau asam amino neuraminidase virus memperlihatkan
multisenter.23 Variabel utama penelitian adalah lamanya
adanya mutasi Arg292Lys, Glu119Val dan Asn294Ser, yang
menderita penyakit influenza dengan perbedaan saat
secara berturut-turut lebih resisten 104-105 kali lipat, 500 kali
pemberian obat oseltamivir 75 mg (selama 5 hari). Dari 1,426
lipat dan 300 kali lipat dibandingkan dengan nilai hambat
subyek yang pertama dimasukkan ke dalam penelitian 958
neuraminidase sebelum pengobatan. Virus resisten pada
(67%) dengan hasil laboratorium positif infeksi influenza serta
anak-anak ini hanya dapat diisolasi pada akhir periode
mendapat pengobatan: 140 (15%) dalam 6 jam pertama, 240
pengobatan, sedangkan pada periode berikutnya semua
(25%) dalam 12 jam pertama, dan 573 (60%) dalam 24 jam
sesudah munculnya gejala. Hasil penelitian ini memper-
Penghambat neuraminidase sangat efektif sebagai obat
lihatkan bahwa terapi oseltamivir pada penderita yang
antivirus. Karena pembuatan vaksin influenza yang baru
mendapat infeksi influenza sebaiknya diberikan sedini
membutuhkan waktu lebih dari 6 bulan, maka obat ini
merupakan obat yang sangat berguna jika terjadi pandemi di
Dengan memberikan pengobatan dalam 12 dan 24 jam
masa mendatang, asal tersedia dalam jumlah yang cukup.
pertama, dapat mengurangi lamanya sakit berturut-turut 74,6
Tetapi diperkirakan terjadi virus resisten yang lebih banyak
jam (3,1 hari) dan 53,9 jam (2,2 hari) jika dibandingkan dengan
terhadap penghambat neuraminidase dibandingkan yang
pemberian pengobatan 48 jam. Dengan memberikan obat
terjadi pada periode interpandemi.22.
oseltamivir setiap 6 jam lebih dini akan memperpendek masa
Gubareva et al,32 menemukan adanya mutasi pada residu
sakit 8% (hampir 10 jam). Analisis data dengan model Accel-
137 dan 225 protein HA mempunyai sifat afinitas yang sangat
erated Failure Time (AFT) memperlihatkan korelasi yang
tinggi terhadap reseptor yang mengandung Neu5Ac(α2-6)Gal
sangat jelas antara waktu pemberian oseltamivir dan lamanya
yang sangat khas untuk epitel saluran napas manusia
sakit. Jadi, pemberian oseltamivir sedini mungkin dapat
dibandingkan dengan Neu5Ac(α2-3)Gal pada sel MDCK
memaksimalkan efektivitas dan hasil sebagai tambahan
(Madin Darby Canine Kidney cell). Hal itu juga dapat
mempengaruhi sensitivitas virus terhadap oseltamivir. Virus Influenza Resisten Keamanan dan Toleransi
Munculnya virus yang resisten terhadap penghambat
Pemberian oseltamivir dalam jangka pendek maupun
neuraminidase di dalam praktik klinik merupakan hal yang
dalam jangka panjang cukup aman dan ditoleransi dengan
sangat penting. Adanya virus resisten terhadap oseltamivir
baik. Pemberian obat yang dibatalkan pada penelitian karena
oral sudah dipelajari pada 385 anak.29 Pada 10 kasus ditemukan
adanya efek samping pada kelompok yang mendapat
isolat influenza sesudah mendapat pengobatan oseltamivir
pengobatan oseltamivir hampir tidak ada.23 Umumnya, efek
mempunyai konsentrasi penghambat untuk inhibisi
samping yang terjadi tidak lebih tinggi dari subjek yang
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 4, April 2009 Oseltamivir Sebagai Obat Antivirus Influenza
mendapat plasebo, kecuali adanya keluhan saluran cerna
ini, 10 yang melaporkan terjadinya abortus (6 di antaranya
seperti mual dan muntah, terjadi pada sebagian besar kasus
pengobatannya dihentikan). Satu kasus dilaporkan dengan
pada saat permulaan pemberian obat.21 Keluhan saluran
trisomi 21 dengan anensefali. Setelah dipelajari ternyata kedua
cerna bagian atas yang bersifat sementara, yaitu mual
kasus ini tidak mempunyai hubungan dengan pengobatan
(oseltamivir 12%, plasebo 4%), muntah (oseltamivir 10%, pla-
oseltamivir. Sebagian besar ibu dilaporkan melahirkan bayi
cebo 3%), umumnya akan berkurang dalam 1-2 hari bila pasien
Belum ada bukti yang cukup kuat untuk mengevaluasi
Selain itu, efek samping yang sering dilaporkan adalah
apakah wanita hamil yang mendapat pengobatan oseltamivir
diare, sakit kepala, reaksi hipersensitif, terutama reaksi alergi
dapat mengakibatkan terjadi malformasi pada fetus, atau
pada kulit misalnya timbul warna kemerahan, dermatitis,
keracunan pada janin atau bayi. Oleh karena itu, pemberian
urtikaria, eksema, udema pada muka. Kasus yang sangat
oseltamivir pada ibu hamil akan dipertimbangkan apakah
jarang adalah reaksi yang sangat berat seperti sindrom
mempunyai keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan
Steven-Johnson dan eritema multiform.8,18 Oseltamivir tidak
dengan risiko berat yang akan terjadi pada fetus.34
menyebabkan perbedaan hasil laboratorium dan gejala vital
Juga belum diketahui, apakah oseltamivir dan metabolit
yang bermakna dibandingkan dengan plasebo.13,17
aktifnya diekskresi melalui air susu pada manusia. Percobaanpada tikus ternyata oseltamivir dan metabolit aktifnya
Overdosis
diekskresi melalui air susu. Ekstrapolasi data pada hewan
Sampai saat ini belum pernah dilaporkan adanya
coba memberi informasi bahwa oseltamivir diekskresi
pemberian obat yang overdosis. Tetapi bila ada overdosis,
sebanyak 0,01 mg/hari dan metabolit aktifnya 0,03 mg/hari.
maka gejala yang mungkin muncul hanya rasa mual yang
Oleh karena itu, pemberian pengobatan oseltamivir pada ibu
disertai gejala muntah. Dengan pemberian dosis tunggal
menyusui sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan
sebanyak 1000 mg oseltamivir dapat ditoleransi oleh tubuh,
keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan risiko yang
kecuali timbulnya gejala mual dan/atau muntah.18
Pemberian Oseltamivir pada Anak di Bawah 1 Tahun Pengaruh Terbentuknya Antibodi Spesifik Virus Influenza
Walaupun infeksi virus influenza pada anak di bawah
Pada orang yang mendapat profilaksis oseltamivir
umur 1 tahun sangat berat, sehingga mengakibatkan terjadi
ternyata virus influenza masih tetap ditemukan pada tubuh
tingkat kesakitan dan kematian yang sangat tinggi. Akan
orang tersebut, sehingga virus ini dapat merangsang
tetapi penelitian tentang keamanan dan efek pemberian
timbulnya antibodi spesifik-virus. Rupanya cara kerja obat
oseltamivir pada anak di bawah umur 1 tahun masih belum
ini adalah mencegah terjadinya replikasi virus yang produktif
memberikan bukti yang meyakinkan. Dengan demikian,
dan lepasnya virus dari sel yang diinfeksi. Dengan demikian,
sampai saat ini belum ada persetujuan untuk memberikan
maka infeksi subklinis masih tetap ada pada semua kasus,
oseltamivir pada anak yang berumur di bawah 1 tahun, kecuali
atau disertai dengan gejala yang minimal, tetapi dapat
bila dipertimbangkan bahwa keuntungan yang akan diperoleh
jauh lebih besar dibandingkan dengan risiko yang akan
Dari hasil penelitian juga ditemukan adanya peningkatan
titer antibodi HAI empat kali lipat lebih tinggi pada orang
Tamura et al, 35 mengadakan penelitian terhadap anak
yang mendapat profilaksis oseltamivir dibandingkan dengan
yang berumur antara 1-11 bulan dengan memberikan dosis
plasebo. Dengan demikian, maka orang yang mendapat
oseltamivir 4 mg/kg setiap hari selama 5 hari. Tidak ditemukan
oseltamivir akan lebih mampu menahan serangan infeksi vi-
adanya komplikasi yang serius dibandingkan dengan anak
yang berumur 1-15 tahun. Efek samping yang ditemukan padaanak di bawah 1 tahun hanya diare (2,1%), sedangkan pada
Pengobatan Infeksi Virus Influenza A H5N1
anak yang lebih besar ditemukan efek samping sebanyak
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sejak tahun
8,4%. Efek samping pada susunan saraf pusat tidak
1997 banyak dilaporkan adanya penularan virus influenza
ditemukan pada anak di bawah 1 tahun maupun anak yang
unggas dari satu spesies ke spesies yang lain. Sebagian besar
lebih besar (menjadi perhatian karena sistem barier otak pada
infeksi influenza unggas pada manusia disebabkan karena
anak di bawah 1 tahun masih belum sempurna). Penelitian
adanya kontak dengan binatang yang terinfeksi. Pada tahun
yang lebih meyakin masih diperlukan agar dapat me-
1997 terdapat 18 orang yang terinfeksi oleh virus influenza
nyimpulkan apakah anak di bawah 1 tahun dapat diberikan
unggas H5N1, enam di antaranya meninggal. Pada tahun
2003 juga ditemukan beberapa kasus infeksi virus influenzaA H5N1 di Hong Kong dengan beberapa orang meninggal.37
Pemberian pada Ibu Hamil dan Menyusui
Kemudian sejak Januari 2004 virus influenza A H5N1
Sampai saat ini cukup banyak laporan tentang pemberian
menginfeksi manusia di beberapa negara di Asia terutama
pengobatan oseltamivir selama kehamilan. Di antara laporan
Asia Tenggara misalnya Indonesia, Thailand, Vietnam, Laos.38
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 4, April 2009 Oseltamivir Sebagai Obat Antivirus Influenza
Hal ini merupakan tanda-tanda kemungkinan akan terjadinya
Oseltamivir sebagai Obat Profilaksis
pandemi, walaupun penelitian serologis belum membuktikan
Oseltamivir juga digunakan sebagai obat profilaksis
adanya penularan dari manusia ke manusia.
infeksi influenza terutama pada orang yang berumur lebih 13
Dengan makin meluasnya penyebaran virus influenza
tahun.17 Pemberian profilaksis pada anak yang berumur lebih
A H5N1 maka beberapa penelitian sudah dilakukan secara in
satu tahun juga memberikan hasil yang cukup baik.42 Banyak
vitro dan pada percobaan binatang dengan hasil yang cukup
studi lain juga membuktikan bahwa oseltamivir berhasil
memuaskan.39 Bila oseltamivir diberikan secara oral 1 sampai
dipakai sebagai obat untuk mencegah penyakit influenza.36
10 mg/kg berat badan perhari dapat mencegah infeksi influ-
Dari seluruh hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat
enza pada mencit. Selain itu, dapat juga merncegah penye-
disimpulkan bahwa, oseltamivir yang diberikan dengan dosis
baran pada otak mencit. Bila pemberian obat diundur sampai
75 mg sekali sehari selama 7-42 hari dapat dipakai untuk
36 jam sesudah paparan virus H5N1, oseltamivir masih efektif
untuk meningkatkan jumlah mencit yang hidup secara
Dapat mengurangi kejadian penyakit influenza yang
bermakna dibandingkan dengan kontrol. Tetapi, sejak tahun
positif secara laboratorium sampai 92%.
2003 sampai sekarang, penelitian tentang efikasi oseltamivir
Dapat mengurangi proporsi orang yang terkena virus
untuk pengobatan dan profilaksis terhadap infeksi virus in-
fluenza A H5N1 pada model binatang masih belum ada.18
Dapat mengurangi insidens penyakit influenza A dan B.
Laporan kasus penderita infeksi virus influenza A H5N1
Dapat mengurangi terjadinya komplikasi akibat terinfeksi
di Vietnam yang diterapi dengan oseltamivir menemukan
oleh virus influenza seperti, bronkitis, sinusitis, pneu-
adanya virus resisten oseltamivir pada 2 dari 8 penderita.
Kedua penderita ini meninggal, walaupun satu di antaranya
Mempunyai keuntungan, yaitu tidak mengganggu
sudah diberikan oseltamivir pada fase dini. Laporan ini
terbentuknya respons antibodi spesifik terhadap infeksi
memberi kesan bahwa resistensi dapat terjadi walaupun obat
ini relatif baru digunakan untuk pengobatan infeksi virusinfluenza dan mungkin akan digunakan untuk menghadapi
pandemi H5N1 di masa mendatang. Oleh karena itu, pmberian
Penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influ-
obat oseltamivir mungkin perlu dikombinasi dengan obat
enza dapat dicegah dan diobati dengan oseltamivir. Oseltamivir
antivirus influenza lain, yang masih dianggap efektif.40,41
cukup efektif dan ditoleransi dengan baik oleh tubuh. Efek
Dosis Pengobatan Oseltamivir
samping yang terjadi sangat ringan berupa mual dan muntah. Timbulnya antibodi terhadap virus influenza tidak
Oseltamivir saat ini hanya digunakan untuk pengobatan
dipengaruhi oleh pemberiaan obat ini. Walaupun demikian,
influenza pada penderita yang berumur lebih dari 1 tahun.
pemberian oseltamivir pada anak di bawah 1 tahun dan ibu
Untuk orang dewasa diberikan 75 mg dua kali sehari. Pada
hamil harus dipertimbangkan secara matang, karena hasil
anak-anak dosis diberikan berdasarkan berat badan seperti
penelitian pada bayi dan ibu hamil belum memberikan hasil
yang terlihat pada tabel 1. Dosis perlu disesuaikan untuk
orang yang menderita penyakit lain, misalnya kelainan ginjalyang berat yang dibuktikan dengan pemeriksaan creatinineDaftar Pustaka clearance (nilainya tidak boleh lebih dari 30 ml/menit). Obat
Holm MV, Gyldmark M, and Hansen EH. Pharmacoeconomic
ini juga dapat diberikan pada penderita penyakit saluran
assessment in treating influenza-the case of otherwise healthy
napas kronis dan penyakit jantung, asma, immuno-compro-
Danish adolescents adults. Pharm World Sci. 2004;26:339-45. mised sesudah transplantasi sumsum tulang.26
Hilleman M. Realities and enigmas of human viral influenza:Pathogenesis, epidemiology and control. Vaccine. 2002;20:3068-87. Tabel 1. Dosis Oseltamivir untuk Pengobatan dan Profilaksis
Ungchusak K, Auewarakul P, Dowel SF, Kiphati R, Auwanit W,
Influenza.18,34
Puthavana P, et al. Probable person-to-person transmision ofavian influenza A (H5N1). N Engl J Med. 2005; 40:352-33. Dosis (oral)
Chen H, Deng G, Li G, Tian G, Li Y, Jiao P, et al. The evolutionof H5N1 influenza viruses in ducks in southern China. Proc Natl
Pengobatan
Class EJC, Osterhaus ADME, van Beek R, Jong JCD, Rimmelzwaan
GF, Senne DA, et al. Human influenza A H5N1 virus related to a
highly pathogenic avian influenza virus. Lancet. 1998;351:472-
Webster RG, Guan Y, Peiris M, Krauss S, Zhou NN, Govorkova
EA, et al. Characterization of H5N1 influenza viruses that con-
Profilaksis
tinue to circulate in Geese in Southeastern China. J Virol.
Li KS, Xu KM, Peiris JSM, Poon LLM, Yu KZ, Yuen KY, et al.
Chracterization of H9 subtype Influenza viruses from the ducks
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 4, April 2009 Oseltamivir Sebagai Obat Antivirus Influenza
of Southern China: A candidate for the next influenza pandemic
25. O‘Brien BJ, Goeree R, Blackhouse G, Smieja M, Loeb M.
Oseltamivir for treatment of influenza in healthy adults: pooled
Bowles SK, Lee W, Simor AE, Vearncombe M, Loeb M, Tamblyn
trial evidence and cost-effectiveness model for Canada.Value In
S, et al. Use of oseltamivir during influenza outbreaks in Ontario
Nursing Home, 1999-2000. JAMA. 1999;282:1240-6.
26. Enger CI, Nordstrom B.L, Thakrar, B, Sack S, and Rothman KJ.
Lamb RA, Krug RM.: Orthomyxoviridae: the viruses and their
Health outcome among patients receiving oseltamivir.
replication. Dalam Field Virology. Edisi ke4. (knip DM & Howley
Pharmacoepidemiology and Drug Safety. 2004;13:227-37.
PM. Eds) Philadelphia: Lippincott, Williams, and Wilkins;
27. Hayden FG, Jennings L, Robson R, Schiff G, Jackson H, Rana B,
et al. Oral oseltamivir in human experimental influenza B infec-
10. WHO. Departemen of Communicable Disease Surveillance and
tion. Antiviral Therapy. 2000;5:205-13.
Response; WHO Global Influenza Programme: WHO manual on
28. Kandel R, Hortshorn KL. Prophylaxis and treatment of influ-
Animal influenza Diagnosis and Sueveillance. WHO/CDC/CSR/
enza virus infection. BioDrugs. 2001;15:303-23.
29. Whitley RJ, Hayden FG, Reisinger KS, Young N, Dutkowski R,
11. Nicholson KG, Wood JM, and Zambon M. Influenza. Lancet.
Ipe D, et al. Oral oseltamivir treatment of influenza in Children.
12. Goto H, Wells K, Takada A, Kawaoka Y. Plasminogen-binding
30. Nicholson KG, Aoiki FY, Osterhaus AD, Trotier S, Carewicz O,
activity of neuraminidase determines the pathogenicity of influ-
Mercier CH, et al. Efficacy and safety of oseltamivir treatment
enza A virus. J Virol 2001;75:9297-9301.
of acute influenza. Lancet 2000;355:1845-50.
13. Treanor JJ, Hayden FG, Vroomen PS. Efficacy and safety of the
31. Aoiki FY, MacLeod D, Paggiaro P, Carewicz O, El Sawy A, Wat
oral neuraminidase inhibitor oseltamivir in treating acute influ-
C, et al. Maximising benefits of influenza treatment with oral
enza: A randomized controlled trial. J Americ Medic Associat
oseltamivir-results of the IMPACT study. Poster presented at
the 40th Interscience Conference on Antimicrobial Agent and
14. Oo C, Hill G, Dorr A, Liu B, Boelner S, Ward P. Pharmacokinetics
of anti-influenza prodrug oseltamivir in children aged 1-5 years.
32. Gubareva LV, Kaiser L, Matrosovich MN, Soo-Hoo Y, and Hayde
Eur J Clin Pharmacol 2003;59: 411-5.
FG. Selection of influenza virus mutants in experimentally in-
15. Scholtissek C, Quack G, Klenk HD, Webster RG. How to over-
fected volunteers treated with oseltamivir. J Infect Dis.
come resistance of influenza A virus against adamantane derivates.
33. Mendel DB, Sidwell RW. Influenza virus resistance to neuramindase
16. Wainright PO, Perdue M.L, Brugh M, Beard CW. Amantadine
inhibitor. Drug Resist Updates 1998;1:184-9.
resistance among hemaglutinin subtype 5 strains of avian influ-
34. WHO: Advice on use of oseltamivir. 17 March 2006.
enza virus. Avian Diseases 1991;35:31-9.
35. Tamura D, Miura T, and Kikuchi Y. Oseltamivir phosphate in
17. Hayden FG, Treanor JJ, Fritz RS, Lobo M, Betts RF, Miller M, et
infants under 1 year of age with influenza infection. Pediatr
al. Use of the neuramindase inhibitor oseltamivir in experimen-
tal human influenza. JAMA 1999;282:1240-6.
36. Peters PH, Gravenstein S, Norwood P, Bock VD, Couter AV,
18. Ward P, Small I, Smith J, Suter P, and Dutkowski R. Oseltamivir
Gibbens M, et al. Long-Term Use of Oseltamivir for the prophilaxis
(Tamiflu) and its potensial for use in the event of an influenza
of influenza in vaccinated frail older population. J Am Geriatr
pandemic. J Antimicrobial Chemotherapy 2005; 55 Supp 1:S115-
37. Peiris JSM, Yu WC, Leung CW, Cheung CY, Ng WF, Nicholls JM,
19. Carr J, Ives J, Kelly L, Lambkin R, Oxford J, Mendel D, et al. et al. Re-emergence of fatal human influenza A subtype H5N1
Influenza virus carrying neuramindase with reduced sensitivity to
oseltamivir carboxylate has altered properties in vitro and is
38. WHO Global influenza Program Surveilance Network: Evolution
compromised for infectivity and replicative ability in vivo. An-
of H5N1 avian influenza viruses in Asia. Emerg Infect Dis
20. Chand P, Bantia S, Kotian PL, El-Kattan Y, Lin TH, and Babu
39. Govorcova EA, Leneva IA, Goloubeva OG, Bush K, and Webster
YS. Comparison of the anti-influenza virus activity of
R. Comparison of efficacies of RWJ-270201, zanavir, and
cyclopentane derivatives with oseltamivir and zanamivir in vivo.
oseltamivir against H5N1, H9N2, and other avian influenza vi-
ruses. Antimicrob Agents Chemother. 2001;45: 2723-32.
21. Bardsley-Eliot A, Noble S. Oseltamivir. Drugs 1999;58:851-60.
40. De Jong MD, Thanh TT, Khanh TH, Hien VM, Smith GJD, Chan
22. Kiso M, Tagawa YS, Shiraishi K, Shiraishi K, Kawakami C, Kimura
NV, et al. Oseltamivir resistance during treatment of influenza A
K, et al. Resistant influenza viruses in children treated with
(H5N1) infection. N Engl J Med. 2005;353:2667-72.
oseltamivir: Descriptive study. Lancet. 2004;364:759-65.
41. Gupta RK, Nguyen-Van-Tam JS. Oseltamivir Resistance in influ-
23. Gillissen A, and Hoffken G. Early therapy with the neuraminidase
enza A (H5N1) infection. N Engl J Med. 2006;354;13:1423.
inhibitor oseltamivir maximizes its efficacy in influenza treat-
42. Hayden FG, Belshe R, Villanueva C, Lano R, Hughes C, Small I, et
ment. Med Microbiol Immunol. 2002;191:165-8. al. Management of influenza in household: A prospective,
24. Bantia S, Parker CD, Ananth SL, Horn LL, Andries K, Chand P,
randomised comparison of oseltamivir treatment with or with-
et al. Comparison of the anti-influenza virus activity of RWJ-
out postexposure prophylaxis. J Infect Dis. 2004;189:440-49.
270201 with those of oseltamivir and zanavir. Antimicrob. AgentsChemother 2001;45:1162-7. Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 4, April 2009 Oseltamivir Sebagai Obat Antivirus InfluenzatDaftar Pertanyaan Oseltamivir untuk Pengobatan Infeksi Virus Influenza Pilihlah jawaban yang paling tepat
Pada selubung virus influenza terdapat 3 buah gliko-
protein yaitu protein H, N dan M2. Saat ini terdapat:
A. 16 subtipe protein H dan 9 subtipe protein N
B. 16 subtipe protein H dan 8 subtipe protein N
D. Menghambat kerja enzim reverse transcriptase
C. 10 subtipe protein H dan 8 subtipe protein N
D. 10 subtipe protein H dan 9 subtipe protein N
Subtipe virus influenza yang diperkirakan akan menye-
Untuk pengobatan Oseltamivir sebaiknya diberikan:
A. Pada fase akhir penyakitB. Pada fase dini penyakit
Virus influenza mudah mengalami mutasi karena:
C. Saat pemberian obat tidak berpengaruh terhadap
A. mempunyai genom RNA dan tidak bersegmen
B. Mempunyai genom DNA dan tidak bersegmen
Dosis tunggal Oseltamivir yang ditoleransi oleh tubuh,
Protein H pada virus influenza berguna untuk:
dan hanya muncul gejala mual dan/atau muntah adalah:
A. Melepaskan virus dari sel pejamu pada saat bud-
C. Tempat menempelnya virus dengan reseptor pada
10. Pengaruh penggunaan Oseltamivir untuk profilaksis
A. Melepaskan virion yang baru selesai dirakit dari
A. Antibodi spesifik virus influenza tetap muncul pada
B. Bagian virus yang menempel dengan reseptor pada
B. Antibodi tidak muncul pada penderita yang
C. Merupakan celah tempat keluar masuknya ion ke
C. Infeksi virus influenza tetap terjadi, tetapi dengan
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 4, April 2009
CONSULTATION / CONSENT FORM Name: ___________________________________________________________________________ Address: _________________________________________________________________________ Phone Number: ______________________________ Cel Number: __________________________ Email: ___________________________________________________________________________ Date of Birth: ______________
[Unit 17 Drug Reduces HIV Transmission to Babies] Unit 17 Drug Reduces HIV Transmission1 to Babies Scientists from the United States and Uganda have found a new andsimple way to prevent pregnant2 women from passing the AIDS virus totheir babies. American health officials say the new drug is less costly3 andmore effective than the current treatment4 being used in developingcountries5. Health